Para pemain film tersebut mengungkapkan wawancara mereka dimanipulasi dan disalahgunakan oleh pembuat film. Mereka juga menolak tegas disebut gigolo, karena pekerjaan mereka bukan pemuas perempuan.
Para pemain mengaku resah setelah wajah mereka sering muncul di media televisi. Bahkan akibat film tersebut kini aktivitas mereka sehari-hari sebagai instruktur surfing atau selancar di Pantai Kuta terganggu.
Wawancara yang mereka berikan pada saat pembuatan film sekitar dua tahun lalu dimanipulasi oleh sutradara, menjadi sebuah film dokumenter tentang gigolo. "Kamia merasa tertipu. Ini benar-benar mengganggu. Kami ini sebenarnya korban. Kalau dia bilang waktu itu lagi bikin film gigolo, ya tentu saja kita tidak mau, kamia bukan orang bodoh," kata Warno, yang wajahnya muncul di film sebagai lelaki berkaca mata hitam berambut panjang dan mengucapkan kata 'I love you'.
Warno yang biasa dipanggil Arnold, sehari-harinya merupakan instruktur surfing untuk turis asing yang berkunjung ke Pantai Kuta dengan bayaran US$25 per dua jam. Pascamunculnya film tersebut, lelaki yang telah beristri itu merasa sangat terganggu.
Metrotvnews.com
0 komentar:
Posting Komentar